"Pria baik di dunia ini sudah habis!"
Salah seorang wanita kenalan saya dengan lantang menyatakan kalimat di atas. Seorang wanita yang sudah mencicipi bahkan hampir kenyang bertualang di dunia asmara. Wanita kuat, mandiri, dan keibuan dimana mendambakan seorang partner hidup yang sepadan dengannya. Partner hidup yang tulus mau menua bersama.
Setelah ditelusuri ternyata ada cerita di balik pernyataan sembrono tersebut. Teman saya ini belum menemukan sang pria idaman. Seorang pangeran dengan kuda putih impian. Teman saya mengeluhkan bahwa pria-pria yang pernah dekat dengannya tidak memenuhi kriterianya. Kurang perfect, katanya. Walau seringkali hatinya 'meng-iya-kan' si pria.
Salahkah?
Tidak. Tidak salah. Hanya saja naif. Menurut saya, serentetan kriteria hanyalah daftar di atas kertas. Gambaran detil ideal-spesifik apa yang ingin kita mau dari calon partner hidup kita kelak. Misal, ada 10 kriteria yang kita tulis, semua baik. Lalu, kita menemukan calon partner yang hanya memenuhi 6/7 poin kriteria. Apakah kita akan menggugurkannya?
Tanya nuranimu. Tanya Tuhanmu.
Saya tidak bermaksud sok agamis di sini. Hanya saja kompas hati perlu kita aktifkan. Bisa saja si pria yang kurang kriterianya menurut kita, kriteria tersebut ternyata ada dalam diri kita.
Maksudnya?
4/3 kriteria yang belum ada tersebut bisa muncul saat bersama kita. Saat partner hidup kita melangkah bersama bertualang dalam hidup. Saling melengkapi. Dimana potensi manusia akan berjalan SEMPURNA saat bersama pasangannya.
Bisa saja orang yang tidak kita sangka-sangka ternyata calon partner hidup kita kelak. Seorang yang kriterianya bahkan tidak memenuhi setengah dari proposal kita pada Tuhan.
Ajukan proposal pada Tuhan. Bertualanglah. Lalu, saat menemukan calon pasangan yang kamu anggap bisa mengendalikan kelebihan dan menutupi kelemahanmu, tanyakan hatimu. Tanyakan Tuhanmu. Aktifkan kompas hati.
Lalu? Benarkah 'dia' yang ada di hatimu adalah Mr. Right yang kau cari?
Salah seorang wanita kenalan saya dengan lantang menyatakan kalimat di atas. Seorang wanita yang sudah mencicipi bahkan hampir kenyang bertualang di dunia asmara. Wanita kuat, mandiri, dan keibuan dimana mendambakan seorang partner hidup yang sepadan dengannya. Partner hidup yang tulus mau menua bersama.
Setelah ditelusuri ternyata ada cerita di balik pernyataan sembrono tersebut. Teman saya ini belum menemukan sang pria idaman. Seorang pangeran dengan kuda putih impian. Teman saya mengeluhkan bahwa pria-pria yang pernah dekat dengannya tidak memenuhi kriterianya. Kurang perfect, katanya. Walau seringkali hatinya 'meng-iya-kan' si pria.
Salahkah?
Tidak. Tidak salah. Hanya saja naif. Menurut saya, serentetan kriteria hanyalah daftar di atas kertas. Gambaran detil ideal-spesifik apa yang ingin kita mau dari calon partner hidup kita kelak. Misal, ada 10 kriteria yang kita tulis, semua baik. Lalu, kita menemukan calon partner yang hanya memenuhi 6/7 poin kriteria. Apakah kita akan menggugurkannya?
Tanya nuranimu. Tanya Tuhanmu.
Saya tidak bermaksud sok agamis di sini. Hanya saja kompas hati perlu kita aktifkan. Bisa saja si pria yang kurang kriterianya menurut kita, kriteria tersebut ternyata ada dalam diri kita.
Maksudnya?
4/3 kriteria yang belum ada tersebut bisa muncul saat bersama kita. Saat partner hidup kita melangkah bersama bertualang dalam hidup. Saling melengkapi. Dimana potensi manusia akan berjalan SEMPURNA saat bersama pasangannya.
Bisa saja orang yang tidak kita sangka-sangka ternyata calon partner hidup kita kelak. Seorang yang kriterianya bahkan tidak memenuhi setengah dari proposal kita pada Tuhan.
Ajukan proposal pada Tuhan. Bertualanglah. Lalu, saat menemukan calon pasangan yang kamu anggap bisa mengendalikan kelebihan dan menutupi kelemahanmu, tanyakan hatimu. Tanyakan Tuhanmu. Aktifkan kompas hati.
Lalu? Benarkah 'dia' yang ada di hatimu adalah Mr. Right yang kau cari?
۩۞۩۩۞۩۩۞۩۩۩۞۩۩۞۩۩۞۩۞۩۩۞۩۩۞۩۩۩۞۩۩۞۩۩۞۞۩۩۞۞۩۩۞
Tidak ada komentar:
Posting Komentar