Minggu, 14 November 2010

Kisah Gadis Dengan Setangkai Mawar

John Blanford berdiri tegak dari bangku di Stasiun
Kereta Api sambil melihat ke arah jarum jam, pukul 6 kurang 6 menit.
John sedang menunggu seorang gadis yang dekat dalam hatinya tetapi
tidak mengenal wajahnya, seorang gadis dengan setangkai mawar.

Lebih dari setahun yang lalu John membaca buku yang
dipinjam dari Perpustakaan. Rasa ingin tahunya terpancing saat ia
melihat coretan tangan yang halus di buku tersebut. Pemilik terdahulu
buku tersebut adalah seorang gadis bernama Hollis Molleon. Hollis
tinggal di New York dan John di Florida John mencoba
menghubungi sang gadis dan mengajaknya untuk saling
bersurat. Beberapa hari kemudian, John dikirim ke medan perang,
Perang Dunia II. Mereka terus saling menyurati selama hampir 1
tahun. Setiap surat seperti layaknya bibit yang jatuh di tanah yang
subur dalam hati masing2 dan jalinan cinta merekapun tumbuh.


John berkali-kali meminta agar Hollis mengirimkannya
sebuah foto. Tetapi sang gadis selalu menolak, kata sang gadis
"Kalau perasaan cintamu tulus John, bagaimanapun rupaku tidak akan
merubah perasaan itu, kalau saya cantik selama hidup saya akan
bertanya-tanya apakah mungkin perasaanmu itu hanya karena saya
cantik saja, kalau saya biasa2 atau cenderung jelek, saya takut kamu
akan terus menulis hanya karena kesepian dan tidak ada orang lain
lagi dimana kamu bisa mengadu. Jadi sebaiknya kamu tidak usah tahu
bagaimana rupa saya.
Sekembalinya kamu ke New York nanti kita akan bertemu
muka. Pada saat itu kita akan bebas untuk menentukan apa yang akan
kita lakukan."

Mereka berdua membuat janji untuk bertemu di Stasiun
Pusat di New York pukul 6 sore setelah perang usai. "Kamu akan
mengenali saya, John, karena saya akan menyematkan setangkai bunga mawar merah pada kera bajuku", kata Nona Hollis.

Pukul 6 kurang 1 menit sang perwira muda semakin
gelisah, tiba2 jantungnya hampir copot, dilihatnya seorang gadis yang
sangat cantik berbaju hijau lewat di depannya, tubuhnya ramping,
rambutnya pirang bergelombang, matanya biru seperti langit, luar
biasa cantiknya....
Sang perwira mulai menyusul sang gadis, dia bahkan tidak
menghiraukan kenyataan bahwa sang gadis tidak mengenakan bunga
mawar seperti yang telah disepakati. Hanya tinggal 1 langkah lagi
kemudian John melihat seorang wanita berusia 40 tahun mengenakan
sekumtum mawar merah di kerahya. "O.... itu Hollis!!!!"

Rambutnya sudah mulai beruban dan agak gemuk. Gadis berbaju hijau
hampir menghilang. Perasaan sang perwira mulai terasa terbagi 2 ingin
lari mengejar sang gadis cantik tetapi pada sisi lain tidak ingin
menghianati Hollis yang lembut dan telah setia menemaninya selama
perang. Tanpa berpikir panjang, John berjalan menghampiri wanita yang
berusia setengah baya itu dan menyapanya "Nama saya John Blanford,
anda tentu saja Nona Hollis, bahagia sekali bisa bertemu dengan anda,
maukah anda makan malam bersama saya?" Sang wanita tersenyum ramah
dan berkata "Anak muda, saya tidak tahu apa artinya semua ini, tetapi
seorang gadis yang berbaju hijau yang baru saja lewat memaksa saya
untuk mengenakan bunga mawar ini dan dia mengatakan kalau anda
mengajak saya makan maka saya diminta untuk memberitahu anda bahwa
dia menunggu anda di restoran di ujung jalan ini, katanya semua ini
hanya ingin menguji anda." (NN)

Pernahkah terpikir oleh anda sekalian, bahwa si pemuda
bernama John Blanford di atas akan menarik semua
perkataan-perkataan cinta romantis yang pernah di tulis dalam surat-
suratnya apabila, katakanlah memang benar ternyata Nona Hollis
hanyalah seorang wanita gemuk dengan rambut hampir beruban.
Untunglah John seorang yang sangat cerdas dan berhikmat. Dia bisa
saja berpikir pasti dapat mengeluarkan sebuah alasan lain untuk
mengagalkan lamarannya. Dan tentunya jika itu terjadi, maka cerita
ini pasti tidak akan ada.


۩۞۩۩۞۩۩۞۩۩۩۞۩۩۞۩۩۞۩۞۩۩۞۩۩۞۩۩۩۞۩۩۞۩۩۞۞۩۩۞۞۩۩۞

Tidak ada komentar:

Posting Komentar